31 July 2009

Ketika Cinta datang di tempat dan waktu yang salah.... , anugrah atau ujian?

Akhirnya hati ini tergelitik juga oleh fenomena perselingkuhan yang 'makin marak' bahkan 'makin mudah' dilakukan dalam jarak yang jauh pun, dengan banyaknya media terutama teknologi komunikasi yang dapat mem-fasilitasinya ... Bentuk perselingkuhan tidak melulu bersifat perselingkuhan fisik (awalnya) namun perlu diingat bahwa setiap hubungan yang mulai mengarah ke arah yang salah itulah permulaannya.. dan seiring dengan 'nafsu manusia' (salah satu unsur yang juga diberikan Allah SWT)  levelnya akan terus meningkat....  Dan jelas dlm hal itu ada yang 'disakiti'/'tersakiti' oleh kaumnya sendiri....
Apakah ini salah satu indikasi 'kemunduran' dari moral yang sudah pasti terhubung dengan 'keimanan' yang ada di dalam individu manusia?
Ironisnya adalah tatkala yang 'menyakiti' mencari pembenaran untuk hal-hal yang dilakukannya. Ketika 'mereka' terdesak biasanya akan terjadi pembelaan diri seperti misalnya: "Bukan saya yang memulai..." atau banyak lagi kalimat2 yang sejenisnya yang dipakai untuk memutarbalikkan bahkan dengan bersembunyi dibalik kata2 yang 'arif ' sepertinya untuk menunjukkan 'empati' thd yang disakiti, padahal tersebut dilakukan hanya untuk mengurangi perasaan bersalah yang sebetulnya 'mereka' rasakan,  Dan tak jarang pula 'mereka' merasa 'diteror' oleh yang 'disakiti' ketika apa yang mereka perbuat dipertanyakan.., dan 'dinasihati'... Astaghfirullah... sesungguhnya mereka 'diteror' oleh perasaan bersalah akibat  perbuatan mereka sendiri! Karena jika 'mereka' memiliki nurani maka sesungguhnya ketika akan berbuat sesuatu yang sudah pasti akan menyakiti orang lain, maka 'mereka' akan menjauhinya BUKAN 'terbawa untuk melakukan kesalahan tsb' JANGAN PERNAH berpikiran untuk menyepakati "ini hanya antara kita berdua kan?..." atau "Jangan sampai istri/suami mu tahu... aku tidak mau melukai perasaannya" Alih-alih 'berempati'tapi melakukan hal yang kontradiktif dengan itu. Bagaimana 'tidak mau melukai'?  jika hal yang jelas melukai tetap dilakukan!? Pengkhianatan tetap pengkhianatan meskipun disepakati kedua belah pihak bahwa (tentu saja) ini 'rahasia' antara mereka. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Bukankah sudah dijelaskan dalam Alqur'an bahwa syaithan  akan melakukan pembenaran-pembenaran terhadap hal-hal yang dilarang-Nya? Ketika cinta datang pada waktu dan tempat yang salah... ITULAH UJIAN terhadap iman dan nafsu kita. Ketika kita menganggapnya anugrah dan terus dipupuk dengan saling melontarkan kata cinta, rindu dan berjuta kata yang sejenisnya, maka sudah terjadilah pengkhianatan itu.

Bagaimana menghindari hal itu? Ingatkanlah selalu dalam hati dan pikiran kita tentang Allah SWT, orang yang beriman tentunya akan bergetar ketika ingat azab Allah SWT. Sekecil apa pun kebaikan atau keburukan kita pasti diberi balasan! Ada satu kisah yang sangat menggugah hati, didalamnya terdapat hikmah mengenai kesabaran2 dlm pernikahan sesuai ajaran Islam, yang pernah saya baca : http://www.mail-archive.com/wanita-muslimah@yahoogroups.com/msg16671.html , hikmah yang diuraikan penulisnya (Yulia Artati : http://yartati.multiply.com/) dari kisah tersebut diantaranya bahwa;
  • Pernikahan adalah kesimpulan terakhir setelah seseorang mempertimbangkan semua kekurangan dan kelebihan pasangan. Tidak pada tempatnya bila setelah menikah seorang suami mengeluhkan kekurangan yang ada pada istrinya. Demikian pula sebaliknya. Masing-masing harus menerima kekurangan atau kelebihan pasangannya dengan penuh kesabaran. Pernikahan adalah sarana untuk saling melengkapi, bukan untuk saling mengalahkan.
  • Nikah adalah ikatan yang teramat suci lagi kuat, mitsaqan ghalidza,sehingga jangan dinodai dengan saling menyakiti. Dalam Alquran, kata mitsaqan ghalidza dipakai untuk menyebutkan ikatan antara Allah dengan rasul-Nya. Tidak akan pernah sukses seorang suami yang sering menyakiti istrinya. Walau awalnya bergelimang harta, sukses dalam karier, tapi pada suatu saat ia akan menemui kehancuran. Begitu pula seorang istri yang tidak taat dan selalu menyakiti suaminya, hidupnya tidak akan berkah dan bahagia.
  • Kesabaran bisa melahirkan keajaiban. Salah satunya tergambar dalam kisah tsb. Dengan kesabaran, wanita cantik yang dikisahkan mampu berbakti kepada suaminya yang berakhlak buruk. Sesuatu yang terkadang sulit dicerna oleh rasio. Tidak diragukan lagi, kesabaran adalah satu pilar penting dalam pernikahan setelah lurusnya niat. Langgeng tidaknya sebuah pernikahan sangat ditentukan oleh seberapa jauh tingkat kesabaran yang dimiliki suami istri. Makin banyak bekal kesabaran yang dimiliki, maka akan makin kokoh pula bangunan pernikahan yang dijalani. Tapi makin sedikit kesabaran yang dimiliki, maka makin besar pula kemungkinan hancurnya sebuah pernikahan.
Maka untuk langkah awal mari pedulilah terhadap sesama kita dan saling nasihat-menasihatilah...! agar tidak terjerumus 'kesalahan'. Bagi yang pernah melakukan kesalahan... Mudah2an Allah SWT memberi taufiq- Nya. Hal yang tak kalah lebih penting... bagi yang merasa pernah 'disakiti' InshaAllah kebaikan akan datang jika mampu bersabar dan melakukan hal yang sulit namun sangat LUAR BIASA mengingat rasa sakit yang pasti dirasakan ketika mengetahui segalanya tentang pengkhianatan yang terjadi dan butuh waktu lama dalam memulihkannya, yaitu MEMAAFKAN. Innallaaha ma'ashabiriin...

5 comments:

  1. Kk Widi yang dulu di Jepang itu kah???? Betul kah???

    ReplyDelete
  2. Waduh, kk! Terbukti ingatan sayah enggak luntur! Blog kk dulu itu kan nuansa ungu2 gitu kan yak? *ah kalo tebakan yang ini salah, ya maaf* hahahaha.

    Pa kabar, kk?
    Sehat?
    Sekarang di mana? Indonesia kah?
    Terakhir kabar dari kk, pas kk udah mo pindah ke Indonesia...?

    Jadi kangen sama semua blogger lama... :D

    ReplyDelete
  3. wihh.. memang ingatan 2teh joss bangeud! samma aku juga kuangeeen, skrg sedang mencari jejak2 yg dulu pernah singgah di blog-qu ;)

    ReplyDelete
  4. wah mantab Mbak artikelnya... lanjutkan

    ReplyDelete