Musim penghujan dan jalan rusak sudah umum jika memiliki hubungan khusus sebab-akibat. Sammma deh.. dengan yang terjadi di daerah perbukitan tempat aku tinggal bersama keluargaku.
Setiap hari selama musim penghujan ini, tiap kali kami harus “turun - naik gunung” untuk beraktivitas, melintasi jalanan rusak sudah jadi santapan yang terpaksa harus kami nikmati.
“Waduh.. awas ada gempa Buu..!” Itu hanya salah satu kalimat yang dilontarkan anak sulungku ketika harus melewati jalanan yang demikian parah kerusakannya.
Bagaimana tidak berasa seperti gempa? … Saat ban kendaraan menggilas jalan yang berlubang-lubang dalam, bahkan ada pula yang melesak ke dalam dan membuat jalanan menjadi jomplang, kendaraan dan seisinya jadi terguncang-guncang. Padahal kecepatan kendaraan sudah dikurangi hingga hampir sama dengan orang yang sedang berjalan kaki !
Selama ini jika ada jalan dihiasi lubang yang ‘menganga’ kecil, paling-paling disuapi oleh warga sekitar dengan berangkal sisa bongkaran bangunan atau yang lumayan lebih bagus, ada yang diprakarsai RT/RW sekitar untuk menambal jalan dengan plesteran. Namun kerusakan yang terjadi kali ini, rasanya paling parah.. dan butuh perhatian yang lebih besar. Bisa dibilang usaha dari warga sendiri sudah lumayan, tapi itu kan sifatnya hanya ‘penanganan sementara’. Jalanan yang jadi akses ‘naik-turun’ kami menghubungkan wilayah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. ‘Nah lho.. siapa yang seharusnya menangani ini sihhh? Ah.. kalau soal itu mah kan gampang.. tinggal lihat batasnya aja.. dari dan sampai mana batas yang jadi tanggung jawab pihak mana. Hueheuheuheu… Kapan atuh mau diperbaikinya ?
Musim penghujan tak bisa disalahkan.. toh setiap tahun selalu ada dan sudah jadi takdirnya cuaca.
Btw, jalan yang rusak parah juga bisa memperlihatkan karakter orang ketika dia melaluinya lho...
- Orang yang BIJAK :
“Alhamdulillah kita cuma diberi cobaan nyeri badan karena melewati jalanan rusak parah. Masih lebih beruntung daripada orang yang terkena bencana banjir dan longsor di belahan Bandung yang lain. Setelah musim hujan selesai juga pasti dibetulkan”.
- Orang yang HUMORIS :
“Oke.. tariiik maang… kita goyang!” Menikmati guncangan sambil menyetel musik dangdhut atau yang rada-rada nge-beat gethoo.. biar pas goyangannya!
- Orang yang MOOD-MOOD-an :
Kalo Suasana hati lagi Riang-bahagia… “Ah jalan rusak nih… nikmatin aja deh.”
Sedang sedih : “Hiks.. hiks, duuh.. apa dosaku sampai jalanan jadi begini..?”
Sedang marah : “Brengsek.. ini jalan bikin sakit pinggang! Hhhg… gimana sih kok gak dibener-benerin?!” Mata melotot, mulut manyun.
- Orang yang SOMPRAL bin LEBAY :
“Sompret.. lubang gak tahu diri..! Sial… terkutuk nih jalan! Kayaknya udah 7 turunan gak diberes-beresin nih ! Ditambah dengan mengabsen nama-nama satwa di kebun binatang tiap kali menggilas lubang dan bla.. bla... Mengumpat tiada habisnya!
- Orang yang NEKAT :
Suattt sieetttt…! Biar pun jalan bikin sakit badan dan shock absorber kendaraan jadi dower… yang penting .. Ngebut Terus Panteng Kecepatan ..!
Dan.. masih buanyak lagi….